FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN WALISONGO
Sejarah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo telah melewati
sejarah yang panjang. Kelahirannya tidak dapat dilepaskan dari pendirian
IAIN Walisongo. Keberadaan IAIN Walisongo berkait erat dengan
berdirinya Sekolah Tinggi Agama Islam di Kudus pada 1963.
Rintisan berdirinya IAIN Walisongo berawal dari gagasan Drs. Soenarto
Notowidagdo yang menginginkan berdirinya perguruan tinggi Islam yang
berpusat di pantai utara Jawa Tengah. Kehadiran perguruan tinggi Islam
sangat dibutuhkan saat itu, selain sebagai tempat untuk mendalami ajaran
Islam (tafaqquh fi al-din), menyebarkan agama Islam (dakwah), juga
untuk melawan agitasi PKI.
Gagasan tersebut makin intensif disebarkan ketika Drs. Soenarto
Notowidagdo menjadi ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah
tahun 1958. Gagasan dan pemikiran tersebut baru menjadi kenyataan
setelah beliau menjadi Bupati Kudus pada 1962. Tidak mudah mewujudkan
gagasan tersebut. PKI sangat menentang rencana pendirian perguruan
tinggi tersebut, lebih-lebih menggunakan label agama.
Setelah melalui berbagai konsultasi dan rapat, akhirnya diputuskan
mendirikan perguruan tinggi di kota Kudus dengan dua fakultas, yaitu
fakultas agama dan fakultas ekonomi. Keputusan ini dilatari oleh
pertimbangan bahwa mayoritas masyarakat Kudus beragama Islam dan
berprofesi sebagai petani dan pedagang.
Pada Oktober 1963, dua fakultas tersebut berdiri. Fakultas ekonomi
berada di bawah bimbingan dan pengawasan Universitas Diponegoro. Hingga
sekarang tetap berdiri dan menjadi bagian dari Fakultas Ekonomi
Universitas Muria Kudus (UMK). Sedangkan fakultas agama, rencana semula
akan mendirikan fakultas dakwah namun karena belum memungkinkan berdiri,
maka diubah menjadi fakultas tarbiyah dengan jurusan pendidikan agama.
Hal ini didasarkan pada hasil konsultasi dengan IAIN Sunan Kalijaga.
Pada tahun 1966, secara resmi fakultas tarbiyah di Kudus menginduk ke
IAIN Sunan Kalijaga.
Rintisan pendirian IAIN Walisongo juga dilakukan di Semarang. Pada
Desember 1966, Drs. Soenarto Notowidagdo selaku anggota Badan Pemerintah
Harian Propinsi Jawa Tengah, setelah berkonsultasi dengan banyak
pejabatan, mengadakan musyawarah dengan tokoh-tokoh Muslim untuk
merintis berdirinya Fakultas Syariah di Semarang.
Untuk merealisasikannya, dibentuk dua badan. Pertama, badan yang
fokus pada bidang edukatif. Kedua, badan berupa yayasan yang akan
mengusahakan pendanaan. Badan edukatif terdiri dari Drs. Soenarto
Notowidagdo (ketua), R. Soedarmo (sekretaris. Saat itu menjadi sebagai
sekretaris Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah dan anggota DPR-GR/ MPRS),
Drs. H. Masdar Helmy (anggota/ Kepala Kantor Penerangan Agama Jawa
Tengah), Karmani, SH (anggota/ dosen Undip dan anggota MPRS), dan
Nawawi, SH. (pegawai Pemda Prop. Jawa Tengah). Badan kedua berupa
Yayasan al-Jami’ah yang mengusahakan dana dipimpin oleh KH. Ali Masyhar
(Kepala Perwakilan Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah).
Dalam proses selanjutnya, pendirian Fakultas Syariah ini terbengkalai
karena berbagai alasan. Sebagai jalan keluarnya, rencana pendirian
Fakultas Syariah diubah menjadi Fakultas Dakwah. Realisasinya diserahkan
kepada Drs. Masdar Helmy dengan dasar Putusan MPRS No. II/ 1962.
Pada saat yang hampir bersamaan, berdasar persetujuan lisan Menteri
Agama KH. Moh. Dahlan, Drs. Soenarto Notowidagdo membentuk panitia baru
yang diberi nama Panitia Pendiri IAIN Walisongo. Akhirnya, berdasarkan
Keputusan Menteri Agama RI No. 40 Tahun 1969 tertanggal 22 Mei 1969
panitia Pendiri IAIN Walisongo resmi sebagai panitia Negara. Kepanitian
diketuai oleh Drs. Soenarto Notowidagdo. Pejabat dan tokoh masyarakat
sangat mendukung pendirian IAIN Walisongo.
Untuk mempercepat kerja, panitia mendorong dan membentuk panitia pendiri masing-masing fakultas dengan rincian sebagai berikut:
1). Drs. H. Masdar Helmy bersama beberapa anggota ditugaskan untuk merealisasi berdirinya Fakultas Dakwah di Semarang.
2). S.A. Basori dibantu oleh Drs. M. Amir Thoha dan anggota panitia
setempat ditugaskan untuk mendirikan Fakultas Syariah di Bumiayu.
3). KH. Ahmad Malik bersama dengan panitia lainnya, ditugaskan untuk mewujudkan Fakultas Syariah di Demak.
4). Drs. Soenarto Notowidagdo bersama panitia yang lain diberi tugas untuk merealisasi Fakultas Ushuluddin di Kudus.
5). KH. Zubair dan panitia pendiri Fakultas Tarbiyah Nahdlatul Ulama
yang telah beberapa tahun berdiri, merintis penggabungan fakultas
tersebut menjadi Fakultas Tarbiyah Walisongo dan berkedudukan di
Salatiga.
Pada akhirnya, fakultas-fakultas tersebut betul-betul terwujud, dengan susunan dekan sebagai berikut:
- Fakultas Dakwah di Semarang : Drs. H. Masdar Helmy
- Fakultas Syariah di Demak : KH. Ahmad Malik
- Fakultas Syariah di Bumiayu : Drs. M. Amir Thoha
- Fakultas Ushuluddin di Kudus : KH. Abu Amar
- Fakultas Tarbiyah di Salatiga : KH. Zubair
Untuk memperlancar kerja dan operasional pada tingkat institut, di
samping mendapatkan bantuan dana dari Gubernur Kepala Daerah Propinsi
Jawa Tengah, keseluruahn pembiayaan ditanggung oleh masing-masing
panitia pendiri.
Pada awal 1969, tepatnya 12 Maret 1969, kuliah perdana sebagai tanda
dibukanya Fakultas Dakwah terlaksana. Kuliah dilaksanakan di gedung
Yayasan Pendidikan Diponegoro, Jl. Mugas No. 1 Semarang.
IAIN Walisongo diresmikan penegeriannya pada 6 April 1970, termasuk
didalamnya Fakultas Dakwah berdasarkan KMA No. 30 tahun 1970. Pada saat
yang sama pula, diresmikan pembukaan IAIN Walisongo berdasarkan KMA No.
31 tahun 1970. Fakultas Dakwah IAIN Walisongo merupakan fakultas kedua
tertua di lingkungan IAIN se-Indonesia dan menjadi fakultas tertua di
IAIN Waliongo Semarang.
Pada tahun akademik 1971, tempat kuliah berpindah ke gedung Yayasan
al-Jami’ah di Jl. Mangunsarkoro 17 Semarang. Ketika IAIN Walisongo
selesai membangun kampus baru di jalan Raya Kendal, maka pada tahun
1976, perkuliahan berpindah dan dilaksanakan di kampus baru tersebut.
Sedangkan untuk program doctoral kuliah tetap dilaksanakan di Jl. Ki
Mangunsarkoro 17 Semarang. Pada akhir 1977, seluruh perkuliahan baik
sarjana muda maupun doktoral dilaksanakan di kampus Jrakah.
Pada pertengahan 1994, tepatnya pada Agustus 1994, Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo menempati gedung baru di kampus III, kelurahan Tambakaji
Ngaliyan. Pada kampus baru ini, sampai dengan tahun 2000, Fakultas
Dakwah menempati empat unit gedung bertingkat. Dua gedung untuk
perkuliahan, satu gedung kantor dan satu laboratorium dakwah.
Jalan panjang sudah dilalui oleh Fakultas Dakwah IAIN Walisongo,
sejak kelahirannya hingga sekarang. Pada 2013, Fakultas Dakwah berubah
menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo, berdasarkan PMA
No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Walisongo.
Selang setahun kemudian, IAIN Walisongo berubah menjadi Universitas
Islam Negeri Walisongo dan diresmikan pada 19 Desember 2014. (abr).
- Visi dan Misi
Visi Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo adalah
Terdepan dalam Riset Dakwah dan Komunikasi bagi Kemanusiaan dan
Peradaban Berbasis pada Kesatuan Ilmu Pengetahuan.
Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo adalah:
- Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu dakwah dan komunikasi berbasis kesatuan ilmu pengetahuan untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berakhlakul karimah.
- Mengembangkan ilmu dakwah dan komunikasi berbasis riset.
- Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset dakwah dan komunikasi.
- Menggali, mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai kearifan lokal dalam bidang dakwah dan komunikasi.
- Mengembangkan kerjasama dengan berbagai lembaga dalam skala regional, nasional dan internasional dalam bidang dakwah dan komunikasi.
- Struktur Fakultas Dakwah dan Komunikasi
(ambilkan dari yg sudah ada, sebagaimana dipajang lobi kantor).
- Pimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi 2014-2018
Dekan : Dr. H. Awaluddin Pimay, Lc, MAg.
Wakil Dekan I
(Akademik & Pengembangan Lembaga) : Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag.
Wakil Dekan II
(Keuangan dan Kepegawaian) : HM. Alfandi,M.Ag.
Wakil Dekan III
(Kemahasiswaan dan Alumni) : HM. Mudhofi, M.Ag.
Kabag Tata Usaha : Mohammad Royani, SH.
Kasubag Adm. Umum & Keuangan : Moh. Muhaimin, S.Ag., MM.
Kasubag Adm. Akademik, Kemahasiswaan : Drs. Suratman, MM.
dan Alumni
- Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi
(ambilkan dari yg sudah ada, tanpa dikampling per jurusan)
- Pegawai Fakultas Dakwah dan Komunikasi
(ambilkan dari yg sudah ada)
- Fasilitas Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo menempati kampus
III yang cukup nyaman, asri dan luas. Di kampus III terdapat fasilitas
Gedung Serba Guna (GSG), auditorium II, perpustakaan pusat dan American
Corner, pusat bahasa, lapangan sepak bola, lapangan bola voli dan
masjid. Selain Fakultas Dakwah dan Komunikasi, di kampus III juga
ditempati Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).
Pada masa depan, di kampus III juga akan dibangun gedung rektorat,
Fakultas Sosial dan Humaniora dan Fakultas Sain dan Teknologi.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi menempati 5 (lima) gedung bertingkat.
Dua geduang digunakan untuk perkuliahan, satu gedung perkantoran, satu
gedung untuk jurusan/ ruang dosen dan pusat kegiatan mahasiswa (PKM) dan
satu gedung laboratorium dakwah.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi dilengkapi dengan ruang kelas yang
representatif, perpustakaan fakultas yang nyaman dan koleksi buku yang
relative lengkap, ruang terbuka hijau dan taman yang rindang. Fakultas
Dakwah dan Komunikasi sudah dilengkapi wi fi yang dapat diakses secara
luas di sekitar kampus.
Laboratorium Dakwah menyediakan berbagai fasilitas untuk kebutuhan
praktikum mahasiswa, seperti ruang konseling dan berbagai peralatannya,
radio, TV, seperangkat alat gamelan, kamera dan sebagainya. Di
laboratorium Dakwah juga terdapat aula yang dapat digunakan untuk
seminar/ workshop dengan fasilitas AC, sound system, LCD dan lain-lain.
di samping itu, juga terdapat miniatur ka’bah dan jamarat untuk praktik
manasik haji
Untuk pengembangan potensi mahasiswa, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
berbagai macam fasilitas dan Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM)
bermacam-macam, antara lain: UKM musik, teater wadas, kordais, MISSI,
dan lain-lain, segala peralatan yang dibutuhkan sudah dimiliki oleh
masing-masing UKM. Ke depan, masih terus diusahakan berbagai tambahan
fasilitas yang dapat mendukung dan melejitkan potensi dan kreatifitas
mahasiswa.
Fasilitas
1. Internet Kampus
2. Perpustakaan Institut dan Fakultas
3. Poliklinik
4. Wisma Walisongo
5. Laboratorium Bahasa
6. Laboratorium Dakwah
7. Radio MBS FM
8. Masjid di tiga Kampus
9. Auditorium I, II dan Geduang Serba Guna
10. Ma’had Walisongo
2. Perpustakaan Institut dan Fakultas
3. Poliklinik
4. Wisma Walisongo
5. Laboratorium Bahasa
6. Laboratorium Dakwah
7. Radio MBS FM
8. Masjid di tiga Kampus
9. Auditorium I, II dan Geduang Serba Guna
10. Ma’had Walisongo
permisi min,ini template blognya buat sendiri atau beli?
BalasHapus